Friday, May 08, 2015

Berburu batu split ke Gunung Galunggung – Bahan Baku Beton

Rencana Pembangunan Pak Jokowi di 5 tahun kedepan (2015-2020) dapat dipastikan adalah pembangunan infrastruktur, berupa jalan, bendungan, dan fasilitas fisik lainnya.

Dalam menunjang Rencana Pembangunan Infrastruktur jelas diperlukan material semen sebagai bahan utama pembuatan beton.  Pemasok semen nasional, seperti Semen Indonesia, Indocemen, Holcim, dll. dan pemasok beton curah nasional seperti Jayamix, Adhimix, Holcim, SGG Prima Beton, dll. Tentunya memikirkan benar strategi perluasan bahan baku produk mereka seperti, batugamping, pasir tras, lempung sebagai bahan agregat halus dan batuan beku andesit yang dipecahkan (split) sebagai bahan agregat kasar.

Untuk memenuhi kebutuhan akan semen dan beton yang dipastikan akan naik maka pencarian bahan baku baru (raw material) dari bahan galian tersebut diatas menjadi prioritas utama.

Kali ini saya akan membahas bahan baku dalam bentuk batuan beku (andesit-diorit-granodiorit) dan produk turunannya (batu split), khususnya di daerah Jawa Barat dan Banten.

Untuk kawasan Jawa Barat dan Banten, lokasi bahan galian andesit tersebar di daerah Sukabumi – Tasik – Bogor – Purwakarta – Anyer – Pandeglang, atau bila dilihat dari segi kegeologian adalah kawasan dimana intrusi magga bermunculan dengan cirri khas berupa daerah yang berbukit dan bergelombang menyerupai kerucut.

Ada dua misi yang kami emban sebagai konsultan geologi, yang pertama adalah menemukan lokasi potensi baru dengan mencari mitra pengusaha lokal agar dapat bekerja sama dan nantinya dapat ditawarkan kepada perushaan-perusahaan nasional pemasok semen dan beton curah. Misi kedua adalah memastikan bahwa lokasi tersebut dapat memenuhi kuota kebutuhan produksi perusahaan beton curah yang umumnya membutuhkan 30.000 kubik ton batu split per bulan.

Perburuan kali ini bergerak ke daerah Singaparna - Tasikmalaya, di sekitar kaki Gunung Galunggung, dengan sasaran mencari potensi bahan galian pasir dan batu gunung. 

Di daerah Singaparna ada dua pengusaha batu split terbesar yang dimiliki oleh Haji Axxxxx dan Bapak Nxxxxx.  Keduanya memiliki lokasi tambang pasir gunung dan batu di kawasan G. Galunggung. Dari informasi yang didapat, keduanya hanya  berniat untuk menjual produk split dan pasirnya, bukan menjual bisnis (tambangnya).

Karena terbatasnya waktu, untuk memastikan informasi tersebut, dipilihlah  salah satu lokasi pengusaha, yaitu lokasi Haji Axxxxx.

Kunjungan dilakukan di dua tempat, yaitu di Lokasi pengumpul (Stockpile) dan lokasi penghancuran batu split (crusher), dengan info sbb:
  • H. Axxxxxx memiliki beberapa produk agregat, yaitu: split 1/2, 3/4, sekrin, abu batu, dan pasir cor ukuran 0.8mm.
  • Kemampuan supply berkisar 400 m3 per hari.
  • Saat itu kami mengajukan permintaan agar H. Axxxxx dapat memenuhi 15.000 m3 perbulan (setengah dari kebutuhan umum). 
  • Karena faktor mesin, cuaca, permintaan lokal, dll, permintaan kami tidak dapat dipenuhi.


Kesimpulan dari perburuan kami dengan waktu yang singkat ini adalah:
Untuk memenuhi kuota kebutuhan pengusaha semen dan beton curah nasional, dalam hal ketersediaan cadangan bahan baku batu split, daerah Singaparna belumlah dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Sehingga perburuan masih harus terus berlanjut ke daerah lainnya.


^Back to Main^ ^Back to Jurrasic Park^

0 Comments:

Post a Comment

<< Home